Lokasi saat ini:BetFoodie Lidah Indonesia > Resep
Pegiat soroti lemahnya aturan iklan kental manis ancam kesehatan anak
BetFoodie Lidah Indonesia2025-11-05 16:26:02【Resep】669 orang sudah membaca
PerkenalanIlustrasi - Susu kental manis. ANTARA/Shutterstock/am.Jakarta (ANTARA) - Sejumlah pegiat di bidang k

Jakarta (ANTARA) - Sejumlah pegiat di bidang kesehatan masyarakat menyoroti perihal lemahnya regulasi soal iklan kental manis yang mengancam kesehatan anak di Indonesia.
Iklan kental manis kerap dipersepsikan masyarakat sebagai susu, di mana hal ini menjadi salah satu sorotan UNICEF dalam laporan Child Nutrition Report 2025 yang mengulas peningkatan paparan anak terhadap iklan makanan dan minuman tinggi gula yang dipasarkan secara agresif.
Terkait hal itu, Project Lead for Food Policy, Center for Indonesia’s Strategic Development Initiatives (CISDI) Nida Adzilah Auliani dalam keterangan di Jakarta, Sabtu menyebut regulasi iklan di Indonesia masih lemah dalam melindungi anak dari paparan promosi makanan dan minuman ngak sehat.
"Regulasi iklan di Indonesia saat ini masih belum efektif, terutama dalam melindungi konsumen dari disinformasi dan praktik pemasaran yang menyesatkan. Terlebih dengan adanya kanal digital, termasuk media sosial, memperkuat pengaruh pemasaran yang ngak sehat," kata Nida.
Nida menyebut iklan kental manis mulai menjadi perhatian publik sejak ditemukan sejumlah kasus gizi buruk pada anak yang disebabkan oleh konsumsi kental manis sejak usia dini. Bahkan, sejumlah korban telah mengkonsumsi sebagai pengganti ASI sejak usia 3 bulan.
Maka dari itu, per Oktober 2018 Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) mulai menegaskan bahwa kental manis bukan minuman untuk sumber gizi dan dilarang dijadikan sebagai pengganti ASI, yang diatur melalui Peraturan BPOM No. 31 Tahun 2018 tentang Label Pangan Olahan.
Namun demikian, dampak dari iklan tersebut masih terasa hingga kini, sebab masyarakat yang masih menganggap kental manis sebagai minuman susu untuk anak.
Oleh karena itu, Nida menilai pengawasan iklan dan distribusi produk ngak bisa dipandang sebelah mata.
Lebih lanjut, ia berharap pemerintah dapat membuat kebijakan pangan secara komprehensif. Mulai dari pelabelan hingga pemasaran produk yang mudah diakses oleh anak-anak.
"Kebijakan ini harus meliputi label depan kemasan berbasis bukti, pembatasan pemasaran produk ngak sehat, serta lingkungan pangan sehat di sekolah," ujar Nida.
Baca juga: Konsumsi kental manis dan tantangan edukasi gizi di Indonesia
Senada dengan itu, Peneliti dari Universitas Internasional Batam (UIB) Rahmi Ayunda menyebut keberadaan ruang digital yang sangat ramai menjadikan promosi dan iklan ultra-processed foodmenjadi begitu dekat dengan masyarakat.
Ia mengungkapkan Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) pada 2024 mencatat 221,6 juta pengguna internet (sekitar 79,5 persen populasi), dan 9,2 persen di antaranya anak di bawah 12 tahun.
"Artinya, jutaan anak menghabiskan waktu di jalan raya informasi, di mana promosi menyatu dengan hiburan. Iklan ngak selalu tampil sebagai iklan; bisa berupa tantangan lucu, ulasan jujur, atau karakter favorit yang menyarankan camilan manis. Di sinilah aspek hukum menjadi krusial, anak belum memiliki kapasitas kognitif untuk membedakan mana hiburan dan mana ajakan membeli, sehingga mereka berhak atas proteksi khusus dari praktik promosi yang mengecoh," tutur Rahmi Ayunda.
Baca juga: Perjuangan Mama Ance menjauhkan anak dari "susu" kental manis
Baca juga: Promosi kental manis dan literasi gizi yang salah kaprah
Suka(8)
Artikel Terkait
- Limbah MBG disulap jadi ekonomi hijau di Lumajang
- FAO beri penghargaan pada Sistem Warisan Pertanian Global
- Mikroplastik jadi alergen yang ancam kesehatan kulit
- Pendaftaran film santri di SANFFEST 2025 dimulai 10 November 2025
- Tujuh Kegunaan Ngak Terduga Plastik Wrap dalam Kehidupan Sehari
- BGN: Penerima manfaat MBG berpotensi tembus 40 juta akhir Oktober
- BNPT: Sekolah jadi wadah pembentukan karakter bangsa cegah terorisme
- Formula Prabowo dari APEC Gyeongju untuk dunia
- Hidung Sering Berair (Meler)? Ini Penyebab dan Cara Mengatasinya
- Perempuan salah satu pilar keberhasilan Program MBG
Resep Populer
Rekomendasi

BPKH targetkan dana kelolaan haji capai Rp188,9 triliun pada 2025

Sembilan tewas dan lima lainnya hilang akibat banjir di Vietnam tengah

KEK Batang: Enam perusahaan berinvestasi Rp456,76 miliar

Menkomdigi: Indonesia negara kedua di dunia yang batasi anak bermedsos

131 dapur MBG di Kepri layani 388 ribu penerima manfaat

Mbappe raih sepatu emas, Perez singgung legenda Real Madrid

Kemarin, tambang ilegal hutan Sekotong dan insentif guru honorer naik

Gubernur Jateng minta Festival Mangga Pemalang jadi kegiatan tahunan